Jenis-Jenis Besi Beton Berdasarkan Standar Internasional

Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana sebuah gedung tinggi bisa berdiri kokoh meski diterpa angin, gempa, bahkan beban ribuan ton di dalamnya? Rahasianya ada pada material konstruksi yang digunakan, salah satunya adalah besi beton. Di dunia konstruksi, besi beton atau yang sering disebut reinforcing bar (rebar) menjadi tulang punggung struktur beton bertulang. Tanpa besi beton, beton hanya akan kuat menahan tekanan, tetapi lemah terhadap tarikan. Nah, besi beton hadir untuk menyeimbangkan kekuatan itu.

Tapi, apakah semua besi beton sama saja? Tentu tidak. Setiap negara bahkan memiliki standar yang berbeda untuk memastikan kualitas besi beton yang digunakan dalam konstruksi. Standar inilah yang membuat besi beton diakui secara internasional dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan proyek.

Di artikel ini, kita akan membahas dengan santai tapi detail tentang jenis-jenis besi beton berdasarkan standar internasional, bagaimana karakteristiknya, hingga perbedaannya. Kalau kamu bekerja di bidang konstruksi atau sekadar ingin paham lebih dalam soal material bangunan, pembahasan ini wajib kamu simak sampai selesai.


Mengapa Standar Besi Beton Itu Penting?

Sebelum masuk ke jenis-jenisnya, mari kita pahami dulu kenapa standar itu krusial. Bayangkan jika sebuah gedung di Indonesia menggunakan besi beton tanpa standar yang jelas, lalu gempa datang, apa yang akan terjadi? Risiko kegagalan struktur akan lebih besar.

Standar internasional hadir untuk menjamin:

  1. Kualitas material – Besi beton harus punya komposisi kimia dan sifat mekanik yang sesuai.

  2. Keamanan konstruksi – Semakin jelas standar yang digunakan, semakin kecil risiko kegagalan bangunan.

  3. Keseragaman – Proyek lintas negara atau multinasional butuh material dengan spesifikasi yang sama.

  4. Daya tahan – Standar memastikan besi beton punya ketahanan terhadap korosi, beban tarik, maupun kondisi lingkungan ekstrem.

Itulah mengapa besi beton tidak bisa asal diproduksi. Ia harus mengikuti acuan, seperti ASTM (Amerika), BS (Inggris), JIS (Jepang), SNI (Indonesia), dan lainnya.


Jenis-Jenis Besi Beton Berdasarkan Standar Internasional

Sekarang mari kita masuk ke inti pembahasan. Ada beberapa standar besar yang sering digunakan di dunia. Kita akan bahas satu per satu.

1. Besi Beton Standar ASTM (Amerika Serikat)

ASTM International atau dulu dikenal sebagai American Society for Testing and Materials, menjadi salah satu acuan paling populer di dunia konstruksi. Banyak proyek internasional menggunakan standar ini.

Beberapa jenis besi beton menurut ASTM:

  • ASTM A615
    Digunakan secara luas di Amerika dan negara lain. Biasanya tersedia dalam tiga grade: 40, 60, dan 75. Angka ini menunjukkan yield strength dalam ribuan psi (pounds per square inch). Misalnya, Grade 60 punya kekuatan leleh 60.000 psi.
    Ciri khas: berbentuk ulir (deformed bar) sehingga daya ikatnya dengan beton sangat kuat.Selain banyak dipakai di proyek gedung komersial, ASTM A615 juga sering digunakan pada infrastruktur besar seperti jalan raya dan jembatan karena ketersediaannya yang luas di pasaran. Standar ini dianggap serbaguna dan ekonomis, sehingga menjadi pilihan favorit kontraktor yang ingin material kuat dengan harga kompetitif.

  • ASTM A706
    Ini khusus untuk aplikasi yang membutuhkan ductility tinggi, misalnya daerah rawan gempa. A706 punya kandungan karbon rendah sehingga mudah dilas tanpa menurunkan kualitas.Kelebihan lain dari ASTM A706 adalah kemampuannya menjaga performa meski mengalami deformasi besar akibat beban dinamis, seperti saat terjadi gempa. Karena itu, material ini kerap diwajibkan dalam proyek bangunan tinggi di zona seismik aktif, agar struktur tetap aman tanpa kehilangan stabilitas.

  • ASTM A996
    Diproduksi dari baja daur ulang, ramah lingkungan, tetapi tetap memenuhi standar kekuatan yang dibutuhkan.

    Meski berbahan dasar baja daur ulang, A996 tidak kalah kualitas dibandingkan standar lainnya, bahkan lebih disukai dalam proyek yang mengedepankan aspek keberlanjutan. Material ini membantu mengurangi jejak karbon konstruksi tanpa mengorbankan keamanan maupun umur bangunan.

Dengan standar ASTM, proyek skala besar bisa memastikan keamanan konstruksi, apalagi di wilayah dengan kondisi iklim dan geologi yang ekstrem.


2. Besi Beton Standar BS (British Standard – Inggris)

BS 4449 adalah acuan utama untuk besi beton di Inggris dan banyak negara persemakmuran. Sistemnya menggunakan istilah Grade 250, Grade 460, dan Grade 500.

  • Grade 250: Besi polos dengan kekuatan tarik minimum 250 N/mm².Jenis ini biasanya dipakai untuk pekerjaan ringan atau konstruksi sederhana yang tidak terlalu menanggung beban besar, misalnya rumah tinggal satu lantai atau elemen arsitektural non-struktural. Karena lebih mudah dibentuk, Grade 250 sering dijadikan pilihan untuk proyek yang membutuhkan fleksibilitas tinggi tanpa mengorbankan standar keamanan dasar.

  • Grade 460: Besi ulir dengan kekuatan tarik minimum 460 N/mm², lebih sering digunakan untuk proyek besar.Grade ini populer di banyak proyek komersial dan infrastruktur karena kombinasi antara kekuatan tarik tinggi dan daya lekat yang baik dengan beton. Dengan spesifikasi tersebut, Grade 460 mampu memberikan kestabilan yang lebih optimal, sehingga sering dipakai pada gedung bertingkat, jalan layang, hingga jembatan.

  • Grade 500: Besi ulir yang lebih kuat lagi, biasanya dipakai untuk struktur yang menanggung beban berat.

    Grade 500 menawarkan tingkat keamanan ekstra karena kapasitas tariknya yang sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk proyek yang menuntut keandalan jangka panjang. Tidak hanya dipakai pada gedung pencakar langit, material ini juga digunakan pada infrastruktur vital seperti bendungan, pelabuhan, dan terowongan yang harus menahan tekanan luar biasa.

Kelebihan standar BS adalah pengawasan kualitasnya yang sangat ketat. Tidak heran jika besi beton dengan standar BS dipercaya untuk proyek jembatan, terowongan, hingga bandara.


3. Besi Beton Standar JIS (Jepang)

Jepang terkenal disiplin soal teknologi dan konstruksi, begitu juga dengan standarnya. JIS G 3112 adalah standar untuk besi beton di Jepang.

Jenisnya antara lain:

  • SD 295, SD 345, SD 390, SD 490
    Angka menunjukkan kekuatan tarik minimum (N/mm²). Misalnya, SD 295 artinya memiliki kekuatan tarik minimal 295 N/mm².

  • Tersedia dalam bentuk polos maupun ulir.

Besi beton standar JIS banyak digunakan di negara Asia, termasuk Indonesia, karena kualitasnya yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan proyek di kawasan rawan gempa.


4. Besi Beton Standar SNI (Indonesia)

Indonesia juga punya standar sendiri, yaitu SNI 2052:2017. Standar ini mengacu pada kondisi geografis Indonesia yang rawan gempa, sehingga sangat memperhatikan aspek kekuatan dan ductility.

Jenisnya terbagi menjadi dua:

  • Besi Beton Polos (BJTP) – dengan tegangan leleh minimal 240 MPa.

    Besi beton polos umumnya dipilih untuk pekerjaan konstruksi sederhana, seperti pembuatan sloof, kolom ringan, hingga pagar atau elemen non-struktural. Karena permukaannya halus, daya lekat ke beton memang lebih rendah dibandingkan besi ulir, tapi kelebihannya adalah mudah dibentuk dan dipotong sesuai kebutuhan. Hal ini membuat BJTP sangat praktis digunakan untuk detail-detail kecil yang membutuhkan fleksibilitas tinggi.

    Selain itu, besi beton polos lebih ekonomis dibandingkan jenis ulir. Banyak kontraktor kecil maupun tukang bangunan memilih BJTP untuk proyek rumah tinggal karena harga lebih terjangkau, tetapi tetap memenuhi standar SNI. Jadi, meskipun sederhana, kualitasnya tidak bisa diremehkan karena sudah lolos uji kekuatan tarik sesuai regulasi.

  • Besi Beton Ulir (BJTS) – dengan tegangan leleh minimal 400 MPa.

    Besi ulir adalah pilihan utama untuk konstruksi besar karena mampu menahan beban yang jauh lebih berat. Permukaan bergelombang dengan sirip atau rusuk ulir membuatnya lebih kuat menempel pada beton, sehingga daya ikatnya tinggi. Itulah sebabnya BJTS sering digunakan untuk balok, kolom, jembatan, hingga struktur gedung bertingkat. Dengan kekuatan leleh minimal 400 MPa, jenis ini memberikan jaminan keamanan ekstra bagi konstruksi yang membutuhkan ketahanan luar biasa.

    Selain kekuatan, BJTS juga unggul dalam efisiensi penggunaan material. Karena daya tahannya besar, jumlah besi yang dipakai bisa lebih sedikit dibandingkan besi polos untuk fungsi yang sama. Artinya, meski harganya sedikit lebih tinggi, secara jangka panjang justru lebih hemat karena struktur lebih kokoh dengan volume material lebih efisien. Tidak heran kalau besi beton ulir selalu jadi standar utama di hampir semua proyek infrastruktur besar.

SNI menjadi acuan utama untuk semua proyek konstruksi di dalam negeri, dari rumah tinggal hingga gedung pencakar langit.


5. Standar Lain yang Sering Digunakan

Selain empat standar di atas, masih ada beberapa standar lain yang berlaku di berbagai negara:

  • DIN (Jerman) – dikenal sangat presisi dan detail dalam spesifikasi teknis.Standar DIN banyak dipakai di Eropa karena reputasinya yang sangat ketat dalam pengawasan mutu. Besi beton dengan standar DIN biasanya memiliki toleransi ukuran yang sangat kecil, sehingga presisi pemasangan di lapangan bisa lebih maksimal. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk proyek-proyek infrastruktur yang membutuhkan akurasi tinggi, seperti jembatan layang, terowongan, dan gedung dengan desain kompleks.

  • ISO (Internasional) – menyatukan berbagai standar agar lebih seragam secara global.Keunggulan ISO adalah mampu menjembatani perbedaan standar antarnegara sehingga memudahkan perdagangan material konstruksi lintas batas. Dengan adanya ISO, proyek multinasional bisa menggunakan spesifikasi besi beton yang sama tanpa perlu menyesuaikan terlalu banyak dengan regulasi lokal. Hal ini sangat membantu efisiensi dalam pengadaan material dan memastikan konsistensi kualitas di berbagai lokasi pembangunan.

  • AS/NZS (Australia dan Selandia Baru) – menyesuaikan dengan kondisi lingkungan laut yang korosif.

    Besi beton dengan standar AS/NZS dirancang agar tahan terhadap lingkungan ekstrem, terutama wilayah pesisir dengan kadar garam tinggi yang rentan menyebabkan korosi. Material yang mengikuti standar ini biasanya dilapisi atau memiliki komposisi khusus yang membuatnya lebih awet meski terus-menerus terpapar udara laut. Karena itu, standar ini sering dipakai untuk proyek dermaga, pelabuhan, serta bangunan yang berdiri dekat garis pantai.

Masing-masing standar punya keunggulan, tergantung di mana proyek itu dikerjakan.


Perbedaan Besi Beton Polos vs Ulir dalam Standar Internasional

Apapun standar yang dipakai, besi beton umumnya dibagi menjadi dua tipe utama:

  1. Besi Beton Polos

    • Permukaan halus.

    • Daya ikat ke beton lebih rendah.

    • Biasanya digunakan untuk pekerjaan kecil atau sambungan sementara.

  2. Besi Beton Ulir (Deformed Bar)

    • Memiliki rusuk ulir di permukaannya.

    • Daya ikat ke beton jauh lebih baik.

    • Dipakai untuk struktur utama seperti kolom, balok, dan pelat.

Kedua jenis ini bisa ditemukan di berbagai standar, hanya saja kekuatan dan nama kode tiap negara berbeda.


Tips Memilih Besi Beton Sesuai Standar

Kalau kamu sedang merencanakan proyek, jangan asal beli besi beton. Berikut beberapa tips sederhana:

  1. Periksa Label Standar – Pastikan ada keterangan ASTM, JIS, BS, atau SNI.

  2. Cek Diameter Sesuai Spesifikasi – Gunakan jangka sorong atau alat ukur, jangan hanya percaya label.

  3. Pastikan Sertifikat Uji – Besi beton yang bagus biasanya disertai dokumen hasil uji tarik dan komposisi kimia.

  4. Lihat Kondisi Fisik – Hindari besi beton yang berkarat parah atau bengkok.

  5. Sesuaikan dengan Kebutuhan Proyek – Misalnya, untuk proyek di daerah rawan gempa, pilih standar yang menekankan ductility tinggi seperti ASTM A706 atau SNI.


Kenapa Harus Memakai Besi Beton Standar?

Menggunakan besi beton dengan standar internasional bukan hanya soal mengikuti aturan, tapi juga investasi jangka panjang. Dengan material yang tepat:

  • Bangunan jadi lebih aman.

  • Umur konstruksi lebih panjang.

  • Biaya perawatan lebih hemat.

  • Proyek memenuhi regulasi dan lebih mudah mendapat persetujuan.

Bayangkan kalau kamu memilih besi beton tanpa standar. Bisa jadi ukurannya tidak sesuai, kualitasnya rendah, bahkan rawan patah. Itu sama saja seperti membangun rumah di atas pasir yang mudah runtuh. 

Besi beton bukan sekadar batang baja yang ditanam di dalam beton. Ia adalah tulang punggung yang menentukan kekuatan, keamanan, dan umur panjang sebuah bangunan. Dengan memahami jenis-jenis besi beton berdasarkan standar internasional seperti ASTM, BS, JIS, SNI, dan lainnya, kita bisa lebih bijak memilih material sesuai kebutuhan proyek.

Bagi kamu yang sedang merencanakan pembangunan rumah, gedung, atau proyek infrastruktur, jangan pernah kompromi soal kualitas besi beton. Pastikan selalu menggunakan produk yang sesuai standar agar hasilnya kokoh, tahan lama, dan aman.

Di Jayasteel, kami memahami pentingnya standar ini. Itulah mengapa kami selalu menyediakan besi beton berkualitas sesuai spesifikasi internasional maupun nasional. Karena bagi kami, kekuatan konstruksi bukan hanya soal material, tapi juga tentang rasa aman dan kepercayaan yang kami bangun bersama pelanggan. 

daftar harga besi beton dan wiremesh Share ke Twitter . fb-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Facebook . pin-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Pinterest .


0 comments

    - PT JAYA STEEL GROUP - Melayani Kebutuhan Anda: Besi Beton Bermutu (dari Pabrik berstandar SNI) untuk Anda yang peduli kualitas | Wiremesh Standar dari pabrik yang berkualitas

    ©2008- Didukung oleh : Afandi, Omasae, Suwur, Jagadtrans, Blogger, Global Water, Artikel - Kembali ke Atas -

    Kirim Pesan via WA wa-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh
    (klik untuk langsung menghubungi via Whatsapp)