Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton untuk Pondasi Rumah

Pernah kepikiran, kenapa pondasi rumah disebut sebagai “kaki bangunan”? Ya, karena pondasi inilah yang jadi penopang utama dari seluruh struktur rumah. Kalau pondasinya kokoh, rumah akan berdiri kuat dan tahan lama. Nah, salah satu material penting dalam pembuatan pondasi adalah besi beton. Tapi masalahnya, banyak orang bingung: “Sebenarnya berapa sih kebutuhan besi beton untuk pondasi rumah saya?”

Jangan khawatir, di artikel ini kita akan kupas tuntas tentang cara menghitung kebutuhan besi beton untuk pondasi rumah. Gaya bahasa santai, tapi tetap detail, biar gampang dipahami meski kamu bukan insinyur sipil. Plus, artikel ini juga bisa jadi panduan praktis sebelum kamu belanja material. Yuk, kita mulai!


Kenapa Besi Beton Penting untuk Pondasi?

Besi beton atau rebar adalah tulang dari pondasi. Kalau hanya pakai cor beton tanpa tulangan, pondasi akan mudah retak, rapuh, bahkan bisa amblas. Dengan adanya besi beton, kekuatan tarik pondasi akan meningkat drastis sehingga mampu menahan beban bangunan di atasnya.

Selain itu, besi beton juga menjaga pondasi tetap stabil saat ada getaran, perubahan tanah, atau cuaca ekstrem. Singkatnya, tanpa besi beton yang tepat, pondasi rumah ibarat tubuh tanpa tulang.


Jenis Pondasi yang Umum Dipakai di Rumah Tinggal

Sebelum menghitung, kita perlu tahu dulu jenis pondasi yang sering digunakan di rumah-rumah Indonesia:

  1. Pondasi Batu Kali
    Cocok untuk rumah 1 lantai. Biasanya tetap diberi sloof beton bertulang agar lebih kuat.

    Pondasi ini sering jadi pilihan favorit untuk rumah sederhana karena biayanya lebih terjangkau dan proses pengerjaannya relatif cepat. Kombinasi batu kali dengan campuran semen menjadikan pondasi cukup kuat menahan beban rumah 1 lantai. Meski terlihat sederhana, pondasi batu kali tetap bisa bertahan puluhan tahun jika pemasangannya benar.

    Namun, pondasi batu kali memiliki keterbatasan saat beban bangunan terlalu berat atau tanah yang dipakai kurang stabil. Itulah kenapa sloof beton bertulang tetap dibutuhkan untuk membantu distribusi beban agar tidak hanya bertumpu pada susunan batu. Dengan tambahan besi beton pada sloof, pondasi ini bisa lebih tahan terhadap retakan dan pergeseran tanah.

    Keunggulan lain dari pondasi batu kali adalah sifatnya yang tahan terhadap air. Jika dipasang dengan sistem yang benar, pondasi batu kali bisa meminimalisir rembesan air ke bagian dalam rumah. Hal ini menjadikannya cocok dipakai di daerah dengan curah hujan tinggi atau rumah dengan permukaan tanah agak lembap.

  2. Pondasi Cakar Ayam (Foot Plate)
    Dipakai untuk rumah 2 lantai atau lebih. Menggunakan besi beton yang lebih banyak, karena tiap kolom harus ditopang cakar ayam.

    Jenis pondasi ini sering dijumpai pada rumah bertingkat karena mampu menahan beban yang jauh lebih berat dibanding pondasi batu kali. Pondasi cakar ayam menggunakan besi beton dalam jumlah banyak, terutama pada plat beton berbentuk “cakar” yang ditanam ke dalam tanah. Struktur inilah yang membuatnya kokoh meski tanah mengalami perubahan atau pergeseran.

    Pondasi cakar ayam juga sangat efektif untuk menjaga kestabilan bangunan. Karena setiap kolom rumah ditopang oleh foot plate, distribusi beban bangunan menjadi lebih merata ke tanah. Hal ini penting agar rumah 2 lantai atau lebih tidak mudah retak akibat beban yang terpusat.

    Kelebihan lainnya, pondasi cakar ayam bisa diaplikasikan di berbagai jenis tanah, bahkan tanah yang kondisinya kurang ideal. Selama perhitungannya tepat dan materialnya sesuai standar, pondasi ini mampu memberikan keamanan jangka panjang bagi pemilik rumah yang ingin bangunan bertingkat tanpa khawatir pondasi bermasalah di kemudian hari.

  3. Pondasi Telapak (Strauss Pile)
    Alternatif untuk tanah lembek atau beban bangunan cukup berat.

    Pondasi telapak atau strauss pile biasanya digunakan di tanah lembek atau pada bangunan dengan beban cukup berat. Cara kerjanya mirip dengan pondasi cakar ayam, yaitu memindahkan beban bangunan langsung ke lapisan tanah yang lebih keras di bawah permukaan. Bedanya, strauss pile berbentuk tiang bulat panjang yang dicor langsung di dalam tanah dengan tulangan besi beton di dalamnya.

    Pondasi ini cocok untuk rumah dengan ukuran menengah hingga besar, atau bangunan yang membutuhkan kekuatan tambahan karena kondisi tanah tidak mendukung pondasi dangkal. Keunggulannya adalah bisa dibuat tanpa alat berat, sehingga lebih praktis untuk lingkungan yang padat penduduk atau lahan yang sempit.

    Selain itu, pondasi strauss pile relatif fleksibel dalam ukuran dan kedalaman, tergantung pada kebutuhan proyek. Karena menggunakan banyak besi beton dan pengecoran, hasil akhirnya bisa memberikan kekuatan tinggi. Dengan begitu, rumah atau bangunan yang berdiri di atas tanah kurang stabil tetap bisa berdiri kokoh dalam jangka panjang.

Nah, setiap jenis pondasi punya kebutuhan besi beton yang berbeda. Jadi, hitungannya harus disesuaikan.


Standar Besi Beton untuk Pondasi Rumah

Sebelum kita ke rumus, kenali dulu ukuran besi beton yang biasa dipakai:

  • Besi 8 mm: sering dipakai untuk begel (cincin pengikat)

    Besi beton ukuran 8 mm memang relatif kecil, tapi fungsinya sangat penting. Begel dari besi ini berperan menjaga tulangan utama tetap berada di posisi yang tepat, sehingga struktur beton bisa menahan beban secara maksimal. Tanpa begel yang rapi, pondasi dan kolom bisa lebih mudah retak atau kehilangan kekuatan.

    Selain itu, besi 8 mm juga cukup mudah dibentuk, sehingga tukang bisa membuat begel dengan cepat sesuai ukuran yang dibutuhkan. Meskipun terlihat sepele, pemakaian besi 8 mm dalam jumlah banyak tetap wajib diperhitungkan dalam total kebutuhan material pondasi rumah.

  • Besi 10 mm – 12 mm: dipakai untuk sloof dan kolom rumah sederhana

    Ukuran ini bisa dibilang standar yang paling sering dipakai untuk rumah 1 lantai. Besi 10 mm hingga 12 mm cukup kuat untuk menopang sloof dan kolom, terutama jika dikombinasikan dengan beton yang dicor dengan benar. Tulangan dengan diameter ini mampu menjaga rumah tetap kokoh, sekaligus hemat biaya karena ukurannya tidak terlalu besar.

    Besi jenis ini juga populer karena mudah ditemukan di pasaran dan harganya relatif terjangkau. Dengan kualitas yang sesuai standar SNI, besi 10–12 mm sudah lebih dari cukup untuk konstruksi rumah sederhana yang tidak memiliki beban berlebihan.

  • Besi 13 mm – 16 mm: biasanya dipakai untuk rumah bertingkat

    Untuk rumah 2 lantai atau lebih, besi dengan diameter lebih besar seperti 13 mm hingga 16 mm jadi pilihan utama. Besi ini digunakan untuk tulangan utama pada kolom dan balok agar mampu menahan beban vertikal dan horizontal yang lebih besar. Tanpa besi dengan ukuran ini, pondasi rumah bertingkat bisa cepat mengalami penurunan kualitas.

    Selain ketahanan terhadap beban, besi 13–16 mm juga memberikan perlindungan ekstra terhadap risiko gempa. Karena rumah bertingkat membutuhkan struktur yang lebih solid, ukuran besi ini memastikan bangunan tetap aman dalam jangka panjang.

Panjang standar besi beton per batang adalah 12 meter. Ini penting untuk menghitung jumlah batang yang harus dibeli.


Rumus Dasar Menghitung Kebutuhan Besi Beton

Secara sederhana, kebutuhan besi beton bisa dihitung dengan rumus:

Jumlah batang besi = (Total panjang tulangan / 12 meter)

Di mana total panjang tulangan dihitung berdasarkan desain pondasi, jumlah kolom, sloof, dan struktur lain.

Tapi jangan lupa, hasilnya harus ditambah 5–10% untuk waste (potongan sisa yang tidak terpakai).


Contoh Perhitungan Sederhana

Studi Kasus: Rumah 1 Lantai Ukuran 6 x 9 m

Misalnya kamu mau bangun rumah ukuran 6x9 meter dengan pondasi batu kali plus sloof beton.

  1. Hitung Panjang Sloof
    Keliling rumah = (6 + 9) x 2 = 30 meter
    Tambah partisi dalam (misalnya 10 m) → total sloof = 40 m

  2. Tulangan Utama (Besi 10 mm, 4 batang per sloof)
    Total panjang = 40 m x 4 = 160 m
    Jumlah batang = 160 / 12 ≈ 14 batang

  3. Begel (Besi 8 mm)
    Jarak antar begel 20 cm → 40 m sloof / 0,2 = 200 buah
    Satu begel rata-rata butuh 0,6 m besi → 200 x 0,6 = 120 m
    Jumlah batang = 120 / 12 = 10 batang

Jadi, untuk sloof rumah sederhana ini:

  • Besi 10 mm = 14 batang

  • Besi 8 mm = 10 batang

Belum termasuk kolom dan cakar ayam (kalau rumah 2 lantai).


Cara Menghitung Besi Beton untuk Kolom

Kolom sangat penting untuk menopang beban vertikal. Mari kita hitung sederhana:

  • Tinggi rumah = 3 m

  • Jumlah kolom = 10 buah

  • Besi utama tiap kolom = 4 batang (Ø12 mm)

  • Panjang total besi = 3 m x 10 kolom x 4 batang = 120 m

  • Jumlah batang = 120 / 12 = 10 batang

Begel untuk kolom (Ø8 mm):

  • Keliling kolom = 0,6 m

  • Jarak begel = 15 cm → 3 m / 0,15 = 20 buah per kolom

  • Total begel = 20 x 10 = 200 buah → 200 x 0,6 m = 120 m

  • Jumlah batang = 120 / 12 = 10 batang


Tips Praktis Saat Menghitung Besi Beton

  1. Selalu buat denah struktur. Jangan asal hitung tanpa gambar.

  2. Tambahkan cadangan. Biasanya ada sisa potongan yang tak terpakai.

  3. Pilih besi standar SNI. Jangan tergiur harga murah tapi kualitas jelek.

  4. Gunakan software atau tabel. Kalau nggak mau ribet, banyak aplikasi sipil gratis untuk menghitung kebutuhan besi.

  5. Konsultasi ke tukang atau teknisi. Hitungan kasar ini bisa jadi patokan, tapi untuk lebih akurat, tetap perlu validasi ahli.


Estimasi Biaya dari Hitungan Besi Beton

Setelah tahu jumlah batang, langkah berikutnya tentu menghitung biaya. Misalnya harga besi beton 10 mm sekitar Rp70.000/batang, dan 8 mm sekitar Rp50.000/batang:

  • Besi 10 mm: 14 batang x Rp70.000 = Rp980.000

  • Besi 8 mm: 10 batang x Rp50.000 = Rp500.000

  • Total = Rp1.480.000 hanya untuk sloof

Dengan mengetahui kebutuhan besi beton, kamu bisa menyiapkan budget lebih rapi dan menghindari pemborosan.


Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Menghitung

  1. Lupa menghitung kolom & balok. Banyak orang hanya hitung sloof.

  2. Tidak memperhitungkan overlap. Besi biasanya harus disambung dengan panjang tertentu.

  3. Mengabaikan waste. Potongan kecil sering tidak terpakai.

  4. Salah memilih diameter besi. Pondasi 1 lantai cukup Ø10–12 mm, tapi rumah 2 lantai wajib lebih tebal. 

Menghitung kebutuhan besi beton untuk pondasi rumah memang terlihat rumit, tapi kalau dibagi per bagian, ternyata cukup sederhana. Intinya, kamu harus tahu:

  • Panjang total sloof, kolom, dan pondasi

  • Jumlah besi utama & begel per elemen

  • Tambahkan cadangan untuk potongan

Dengan perhitungan yang tepat, kamu bisa menekan biaya, memastikan kualitas pondasi, dan terhindar dari kekurangan material di tengah proyek. 

Kalau kamu sedang merencanakan bangun rumah, jangan asal pilih besi beton. Pastikan pakai besi beton berkualitas standar SNI agar pondasi rumahmu benar-benar kokoh dan tahan lama.

Butuh rekomendasi besi beton terpercaya dengan harga terupdate? Kunjungi Jayasteel, spesialis besi beton dan wiremesh yang siap bantu proyek bangunanmu lebih aman, kuat, dan hemat! 

daftar harga besi beton dan wiremesh Share ke Twitter . fb-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Facebook . pin-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Pinterest .


0 comments

    - PT JAYA STEEL GROUP - Melayani Kebutuhan Anda: Besi Beton Bermutu (dari Pabrik berstandar SNI) untuk Anda yang peduli kualitas | Wiremesh Standar dari pabrik yang berkualitas

    ©2008- Didukung oleh : Afandi, Omasae, Suwur, Jagadtrans, Blogger, Global Water, Artikel - Kembali ke Atas -

    Kirim Pesan via WA wa-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh
    (klik untuk langsung menghubungi via Whatsapp)