Pernah Beli Besi Kebanyakan? Atau Malah Kurang Pas Lagi Pemasangan? Yuk, Belajar Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton untuk Pondasi Rumah!
Buat kamu yang lagi mau bangun rumah dari nol, entah itu rumah pribadi, kontrakan, atau proyek kecil-kecilan, satu hal penting yang nggak boleh dilewatkan adalah: menghitung kebutuhan besi beton untuk pondasi rumah dengan tepat. Kenapa penting? Karena besi itu nggak murah, bro. Salah hitung bisa bikin anggaran jebol, atau malah harus bolak-balik beli tambahan saat proyek jalan. Rugi waktu, tenaga, dan biaya!
Nah, di artikel ini kita bakal bahas cara menghitung kebutuhan besi beton dengan gaya santai tapi tetap teknis, cocok buat kamu yang masih pemula di dunia konstruksi. Simak sampai habis ya, supaya nggak ada lagi cerita borong besi tapi sisanya numpuk di pojokan rumah 😅
Sebelum masuk ke hitung-hitungan, kita harus paham dulu: kenapa sih besi beton itu penting banget buat pondasi?
Pondasi itu ibarat akar pohon. Semakin kuat pondasinya, semakin kokoh bangunan di atasnya. Dan salah satu elemen penting di dalam pondasi beton adalah tulangannya, yang biasanya pakai besi beton polos atau ulir.
Besi ini berfungsi menahan gaya tarik, karena beton itu sendiri kuat menahan tekan tapi lemah menahan tarik. Jadi mereka kerja sama: beton yang kuat tekan + besi beton yang kuat tarik = struktur pondasi yang mantap 💪
Gak semua pondasi itu sama. Jenis pondasi bakal ngaruh ke banyaknya besi yang dipakai. Secara umum, ada dua tipe pondasi yang paling sering digunakan di rumah tinggal:
-
Pondasi Batu Kali + Sloof
-
Pondasi Tapak + Footplate (untuk bangunan 2 lantai atau tanah labil)
Kalau kita ngomongin sloof dan footplate, di situlah peran besar besi beton masuk. Jadi buat perhitungan nanti, kita fokus ke bagian sloof dan pondasi tapaknya ya.
Oke, kita masuk ke bagian penting: gimana sih cara ngitung kebutuhan besi beton sloof?
Yuk kita simulasikan proyek rumah 1 lantai ukuran 7m x 9m. Panjang sloof mengelilingi rumah dan ada pembagian ruang, total panjang sloof kita asumsikan 35 meter.
Struktur sloof kita asumsikan:
-
Ukuran sloof: 15 cm x 20 cm
-
Tulangan utama: 4 batang besi diameter 12 mm
-
Tulangan begel: diameter 8 mm, jarak antar begel 15 cm
Sekarang kita hitung per bagian.
Total panjang sloof: 35 meter
Jumlah besi per sloof: 4 batang (panjang penuh)
Total kebutuhan = 35 m × 4 = 140 meter
Panjang standar besi beton: 12 meter per batang
Jadi, kebutuhan besi Ø12 mm = 140 ÷ 12 = 11,67 batang
Dibulatkan jadi 12 batang
Panjang sloof: 35 meter
Jarak antar begel: 15 cm (0.15 m)
Jumlah begel = 35 ÷ 0.15 = 233 begel
Ukuran 1 begel: bentuk persegi panjang
Misal panjang 10 cm, tinggi 15 cm → keliling = (2×(10+15)) + tambahan 5 cm untuk kait = 50 cm
Total panjang besi begel = 233 × 0.5 m = 116.5 meter
Besi Ø8 mm juga panjangnya 12 meter per batang
Kebutuhan batang = 116.5 ÷ 12 = 9.7 batang
Dibulatkan jadi 10 batang
Jadi, untuk sloof rumah 7x9 meter, kamu butuh:
-
12 batang besi Ø12 mm (tulangan utama)
-
10 batang besi Ø8 mm (begel)
Ini baru untuk sloof aja ya, belum termasuk kolom, ring balok, atau pondasi tapak kalau bangunan dua lantai.
Untuk pondasi tapak atau footplate (biasanya buat rumah dua lantai), bentuknya kotak dengan pembesian yang lebih padat. Misalnya:
-
Ukuran tapak: 1 m x 1 m
-
Tulangan: jarak 15 cm, pakai besi Ø12 mm
Jumlah tulangan arah X: 1 m ÷ 0.15 + 1 = 8 batang
Jumlah tulangan arah Y: 8 batang juga
Panjang tiap batang: 1 meter
Total panjang = 8 + 8 = 16 meter per tapak
Misal jumlah pondasi tapak 8 titik, total panjang besi: 16 × 8 = 128 meter
Dibagi 12 m per batang = 10.6 batang → dibulatkan jadi 11 batang Ø12 mm
Kalau pakai begel juga di kolom yang berdiri dari tapak, tambahkan lagi kebutuhan besi Ø8 mm seperti cara di atas.
-
Selalu tambahkan 5–10% cadangan, karena bisa ada potongan, sisa ujung, atau kesalahan pemasangan.
-
Beda tukang bisa beda teknik, jadi pastikan gambar kerja disesuaikan dengan tukang yang pasang.
-
Ukur panjang aktual sloof dan pondasi di lapangan — kadang ukuran rumah nyata beda dikit dari gambar denah.
-
Gunakan aplikasi konstruksi atau spreadsheet Excel buat bantu hitung dengan cepat dan rapi.
-
Tanya toko besi apakah mereka jualan dalam kilogram atau batang — ini penting banget untuk budgeting!
Banyak orang bingung pas beli: mending beli besi beton per kg atau per batang?
Jawabannya: tergantung toko dan ukuran besi.
Misalnya, 1 batang besi Ø12 mm punya berat ±10 kg. Kalau harga per kg Rp 10.000, berarti 1 batang harganya sekitar Rp 100.000. Tapi kalau beli per batang Rp 95.000, ya jelas lebih hemat!
Jadi selalu cek dan bandingkan harga dulu ya. Dan pastikan juga kamu tahu berat per batangnya. Berikut estimasi berat per batang untuk panjang 12 meter:
-
Ø10 mm = ±7.4 kg
-
Ø12 mm = ±10.4 kg
-
Ø16 mm = ±18.9 kg
Kamu bisa juga pakai rumus berat besi beton:
Berat (kg) = (D² / 162) × panjang (m)
Misalnya besi Ø12 mm:
(12² / 162) × 12 = (144 / 162) × 12 ≈ 10.67 kg
Cocok banget buat kamu yang mau menghitung anggaran total pembelian besi beton secara akurat.
Sekarang kamu udah ngerti kan, kalau hitung-hitungan kebutuhan besi beton untuk pondasi rumah itu penting banget? Dengan cara yang benar, kamu bisa:
-
Hemat biaya
-
Nggak kelebihan stok
-
Nggak kekurangan pas pemasangan
-
Proyek lancar tanpa drama
Kalau kamu masih ragu, boleh banget konsultasi ke kontraktor atau tukang kepercayaan. Atau, kalau mau beli besi beton kualitas SNI, harga bersaing, dan bisa kirim ke lokasi proyek kamu — langsung aja hubungi Jayasteel. Kita siap bantu dari hitung-hitungan sampai pengiriman besi ke lokasi 💪
Yuk, bangun rumah impian kamu dengan lebih cermat dan hemat!