Cara Merawat Besi Beton yang Tersimpan Lama

Besi Beton Nganggur di Gudang? Ini Cara Merawatnya Biar Nggak Karatan!

Pernah ngalamin proyek tertunda, tapi stok besi beton udah numpuk di lapangan atau gudang? Terus, pas dibuka lagi beberapa bulan kemudian... Lho kok besinya udah mulai karatan?!

Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak tukang, mandor, kontraktor, sampai pemilik bangunan yang pernah ngalamin hal serupa. Namanya juga proyek bangunan, kadang harus nunggu cuaca, izin, atau masalah budget dulu sebelum bisa lanjut. Nah, selama masa tunggu itu, bahan bangunan—terutama besi beton—sering jadi korban. Disimpan terlalu lama tanpa perawatan, akhirnya berkarat, rusak, dan bikin rugi.

Padahal, kalau tahu cara merawat besi beton yang disimpan lama, kamu bisa hemat banyak, nggak perlu beli baru, dan tetap dapat performa maksimal waktu pemasangan.

Nah, artikel ini khusus buat kamu yang punya stok besi beton dan pengen tahu cara nyimpennya biar awet. Simpel, praktis, dan pastinya cocok buat diterapkan di proyek kecil maupun besar.


Kenapa Besi Beton Bisa Rusak Saat Disimpan?

Sebelum ngomongin cara merawatnya, kita bahas dulu penyebab besi beton bisa rusak saat disimpan. Walaupun besi itu keras dan kokoh, musuh terbesarnya adalah korosi alias karat. Ini terjadi karena reaksi kimia antara logam (besi) dengan oksigen dan air (lembap atau basah).

Beberapa hal yang bisa mempercepat korosi pada besi beton:

  • Kelembapan tinggi di gudang atau lapangan terbuka

  • Terpapar hujan langsung tanpa perlindungan

  • Disimpan menempel ke tanah, apalagi tanah basah

  • Tidak ada sirkulasi udara yang baik

  • Tidak ada perawatan berkala selama disimpan

Jadi jangan heran kalau dalam 1–2 bulan, besi beton yang kamu simpan mulai muncul bintik-bintik karat cokelat.


Apa Dampaknya Kalau Besi Beton Karatan?

Sebagian orang mungkin mikir, “Ah, karat doang, kan nanti ketutup beton juga.” Eits, jangan salah. Karat bisa mengurangi kekuatan struktur, apalagi kalau karatnya udah parah. Beberapa dampak negatifnya:

  • Daya rekat ke beton menurun – bikin struktur nggak kuat

  • Permukaan besi jadi rapuh – rawan patah atau retak

  • Ukuran penampang berkurang – karena korosi makan material

  • Muncul retakan di beton – akibat ekspansi karat dalam jangka panjang

  • Tingkat keamanan bangunan jadi turun

Intinya, jangan anggap remeh karat. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?


Oke, Terus Gimana Cara Merawat Besi Beton yang Disimpan Lama?

Sekarang kita masuk ke bagian paling penting: tips dan trik menyimpan besi beton agar tetap awet meski lama nganggur. Ini berlaku baik untuk skala kecil (rumah pribadi), maupun besar (gudang proyek atau distributor).


1. Simpan di Tempat yang Kering dan Terlindungi

Yang paling dasar: jangan simpan besi beton sembarangan. Kalau kamu punya gudang indoor, gunakan itu. Tapi kalau hanya punya area terbuka, pastikan:

  • Ada atap sementara (bisa pakai terpal, kanopi, atau seng)

  • Lokasi tidak banjir atau becek

  • Jauh dari saluran air atau tempat penampungan hujan

Air dan kelembapan adalah biang kerok karat, jadi hindari sebanyak mungkin.


2. Alas Kayu atau Palet: Jangan Langsung Menyentuh Tanah

Besi beton yang ditumpuk langsung di atas tanah bisa menyerap kelembapan dari bawah. Solusinya?

  • Gunakan palet kayu, batako, atau ganjalan setinggi 10–15 cm

  • Pastikan posisi besi tidak miring atau bengkok

Dengan begini, bagian bawah besi tetap kering dan tidak menyerap air dari tanah.


3. Tutup dengan Terpal (Tapi Jangan Kedap Total)

Menutup besi beton dengan terpal itu bagus, tapi jangan sampai tertutup rapat 100% tanpa sirkulasi udara. Kenapa?

Kalau udara lembap terjebak di dalam terpal, malah jadi sauna kecil buat karat. Idealnya:

  • Tutup bagian atas dengan terpal waterproof

  • Sisakan sedikit ruang di sisi-sisi untuk sirkulasi udara

  • Gunakan pengganjal atau kerangka besi/kayu agar terpal tidak langsung menempel ke besi


4. Olesi dengan Oli Bekas atau Lapisan Pelindung

Ini trik klasik yang sering dipakai tukang bangunan: mengolesi besi beton dengan oli bekas.

Manfaatnya:

  • Membuat lapisan pelindung dari udara dan air

  • Menghambat proses oksidasi

  • Murah meriah, gampang didapat

Caranya cukup pakai kuas atau kain lap. Tapi ingat, kalau nanti besinya mau dipasang, bersihkan dulu oli-nya supaya daya rekat ke beton tetap maksimal.

Alternatif lain: pakai cat antikarat atau pelapis metal primer, kalau proyeknya butuh perlindungan lebih rapi dan jangka panjang.


5. Pisahkan Besi yang Sudah Berkarat

Kalau kamu udah punya stok besi dan sebagian mulai berkarat, jangan dicampur dengan yang masih bersih.

Kenapa? Karena karat bisa “menular” lewat kelembapan. Pisahkan besi yang:

  • Sudah mulai berubah warna

  • Ada bintik-bintik coklat

  • Permukaan terasa kasar

Lalu bersihkan dengan cara berikut (lihat poin selanjutnya).


6. Bersihkan Karat Secara Berkala

Kalau karat udah terlanjur muncul, jangan langsung buang. Masih bisa diselamatkan kok, selama belum terlalu parah.

Cara membersihkan besi beton yang berkarat:

  • Gunakan sikat kawat atau gerinda dengan mata amplas untuk karat ringan

  • Untuk karat sedang, bisa rendam dengan campuran air + cuka putih atau larutan asam ringan

  • Setelah bersih, bilas dan keringkan dengan lap

  • Olesi dengan pelindung (oli/primer) untuk pencegahan ulang

Karat yang dibiarkan bisa makin parah, jadi lebih baik bersihkan sejak awal.


7. Beri Label dan Tanggal Masuk

Kalau kamu punya stok banyak, catat tanggal masuk dan jenis besi beton. Tujuannya supaya:

  • Kamu bisa pakai stok lama duluan (sistem FIFO: First In, First Out)

  • Menghindari besi nganggur terlalu lama

  • Mengontrol masa simpan dan perawatan rutin

Jangan tunggu sampai besinya “berumur” baru diperiksa, ya!


8. Buat Jadwal Inspeksi Rutin

Minimal sebulan sekali, cek kondisi besi beton yang disimpan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Apakah ada bagian yang mulai lembap atau berkarat?

  • Terpal atau atap penutup masih berfungsi baik?

  • Besi tidak berubah bentuk atau bengkok?

  • Apakah sirkulasi udara lancar?

Kalau kamu bisa rajin ngecek dan rawat, besi beton bisa awet hingga berbulan-bulan bahkan lebih dari setahun!


Gimana Kalau Udah Terlanjur Banyak yang Karatan?

Kalau kamu nemu stok besi beton lama yang udah banyak berkarat, jangan buru-buru panik atau buang. Masih bisa digunakan, asal karatnya ringan sampai sedang.

Karat ringan:
➡ Bersihkan dengan sikat kawat atau amplas, lalu pasang seperti biasa.

Karat sedang:
➡ Bersihkan lebih dalam, rendam atau pakai cairan pembersih karat, lalu olesi primer.

Karat berat (permukaan terkikis, bentuk berubah):
➡ Sebaiknya jangan digunakan untuk struktur utama. Bisa dipakai untuk pengikat, begel, atau struktur non-strategis.


Merawat Besi Beton Itu Gampang, Asal Tahu Caranya

Besi beton itu ibarat aset. Sayang banget kalau udah dibeli mahal-mahal, terus rusak cuma karena salah nyimpan. Padahal dengan perawatan simpel dan konsisten, kamu bisa:

  • Menghindari kerugian akibat karat

  • Memastikan kekuatan struktur tetap maksimal

  • Menghemat pengeluaran proyek

Ingat ya, merawat lebih murah daripada ganti rugi.

Kalau kamu butuh besi beton berkualitas yang udah diuji ketahanannya—Jayasteel siap bantu. Mulai dari besi beton polos, ulir, sampai varian galvanis anti karat, semua tersedia lengkap dengan harga bersaing.


Bonus Tips dari Jayasteel:

  • Jangan terlalu lama menyimpan besi beton di area proyek terbuka tanpa penutup

  • Selalu konsultasikan jenis besi yang cocok dengan lokasi dan kebutuhan proyek

  • Gunakan besi bersertifikasi SNI atau ASTM untuk jaminan kualitas

  • Mau praktis? Langsung beli besi beton sesuai jadwal kebutuhan, jadi nggak perlu nyimpan lama!

Mengapa Memilih Besi Beton Bersertifikasi SNI atau ASTM Itu Penting?

Setelah kamu tahu cara merawat besi beton yang disimpan lama, sekarang saatnya bicara soal kualitas awal dari besi beton itu sendiri. Soalnya, perawatan sebaik apapun nggak akan maksimal kalau dari awal besinya nggak memenuhi standar. Nah, salah satu indikator paling jelas soal kualitas adalah sertifikasi SNI atau ASTM.


Apa itu Sertifikasi SNI dan ASTM?

SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah standar resmi dari pemerintah Indonesia yang menetapkan syarat mutu suatu produk, termasuk produk konstruksi seperti besi beton. Standar ini dikeluarkan oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional) dan sifatnya wajib untuk produk-produk yang beredar secara luas di pasar Indonesia.

Sementara itu, ASTM (American Society for Testing and Materials) adalah standar internasional asal Amerika Serikat, yang juga banyak digunakan di proyek-proyek besar atau yang berorientasi ekspor/impor. ASTM memberikan spesifikasi teknis soal kekuatan, komposisi kimia, ketahanan karat, dan lain-lain.


Kenapa Harus Pilih yang Sudah Bersertifikasi?

  1. Jaminan Mutu dan Ketahanan
    Besi beton yang bersertifikasi SNI atau ASTM telah diuji secara ketat dari segi kekuatan tarik, daya lentur, ukuran, hingga bahan baku. Artinya, besi tersebut dirancang untuk tahan terhadap tekanan, beban, dan perubahan cuaca, termasuk kalau harus disimpan lama.

  2. Lebih Tahan Terhadap Karat
    Walaupun tidak otomatis "anti karat", besi bersertifikasi biasanya punya komposisi kimia yang lebih stabil, dengan kandungan karbon, sulfur, dan fosfor yang terkontrol. Ini membuatnya lebih lambat teroksidasi, alias nggak gampang karatan, apalagi kalau disimpan dengan benar.

  3. Mudah Diidentifikasi dan Dilacak
    Setiap besi beton bersertifikasi biasanya punya label atau cap produksi di permukaannya. Kalau suatu saat kamu butuh bukti mutu atau dokumen uji lab-nya, kamu tinggal minta ke supplier resmi seperti Jayasteel.

  4. Mengurangi Risiko Gagal Konstruksi
    Banyak kejadian proyek gagal atau roboh karena pakai besi yang ukurannya tidak sesuai atau kualitasnya rendah. Kalau kamu pakai besi yang belum tentu SNI atau ASTM, bisa jadi kamu malah rugi besar di kemudian hari.

  5. Dipercaya untuk Proyek-Proyek Besar
    Proyek pemerintah, apartemen, jembatan, gedung tinggi, dan proyek infrastruktur umumnya wajib menggunakan besi beton bersertifikasi SNI atau ASTM. Bahkan kadang ada pengecekan lapangan untuk memastikan besi yang digunakan sesuai spesifikasi.


Jangan Tergiur Harga Murah Tanpa Sertifikasi

Di pasaran, kamu mungkin tergoda dengan besi beton “non-sertifikasi” yang harganya sedikit lebih murah. Tapi ingat, murah bukan berarti hemat kalau ujung-ujungnya:

  • Harus ganti karena cepat berkarat

  • Harus beli ulang karena ukurannya tidak presisi

  • Menyebabkan pemborosan material saat pemasangan

  • Membahayakan struktur bangunan

Dengan sedikit tambahan biaya di awal, kamu akan dapat jaminan keamanan, kekuatan, dan keawetan jangka panjang.


Di Jayasteel, Semua Besi Beton Sudah Bersertifikasi

Jayasteel hanya menjual besi beton dari produsen terpercaya yang sudah punya sertifikasi SNI dan/atau ASTM. Kamu bisa pilih berbagai ukuran dan jenis besi sesuai kebutuhan proyekmu, dan pastinya tanpa khawatir soal kualitas.

Mau bukti dokumen uji lab? Bisa kami sediakan.
Mau konsultasi jenis besi yang cocok buat proyek rumah, ruko, atau gedung tinggi? Tim Jayasteel siap bantu!


Jadi, kalau kamu mau stok besi beton yang awet disimpan dan kuat saat dipakai, pastikan kamu mulai dari yang paling dasar:
Gunakan hanya besi beton bersertifikasi SNI atau ASTM!

Hubungi Jayasteel sekarang juga untuk info stok, harga terbaru, dan pengiriman cepat ke lokasi proyekmu. 

Ingin tahu info harga besi beton terbaru atau butuh konsultasi proyek bangunanmu?
Langsung hubungi tim Jayasteel sekarang juga!

#Jayasteel #BesiBeton #AntiKarat #TipsBangunan #ProyekAwet #GudangBesi 

 

daftar harga besi beton dan wiremesh Share ke Twitter . fb-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Facebook . pin-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh Share ke Pinterest .


0 comments

    - PT JAYA STEEL GROUP - Melayani Kebutuhan Anda: Besi Beton Bermutu (dari Pabrik berstandar SNI) untuk Anda yang peduli kualitas | Wiremesh Standar dari pabrik yang berkualitas

    ©2008- Didukung oleh : Afandi, Omasae, Suwur, Jagadtrans, Blogger, Global Water, Artikel - Kembali ke Atas -

    Kirim Pesan via WA wa-jayasteel-distributor-besi-beton-dan-wiremesh
    (klik untuk langsung menghubungi via Whatsapp)