Dalam dunia industri konstruksi, kontraktor bangunan memainkan peran sentral dalam mengelola dan menjalankan proyek pembangunan secara efisien. Komponen kunci seperti besi beton dan wiremesh memiliki peran vital dalam memperkuat struktur bangunan, memberikan kestabilan dan ketahanan yang diperlukan. Sebagai penyedia material konstruksi, kami menyediakan pasokan bahan berkualitas tinggi yang didukung dengan layanan pengiriman cepat dan konsultasi ahli.
Jangan ragu untuk menghubungi admin kami sekarang guna memperoleh penawaran terbaik serta dukungan optimal untuk proyek konstruksi Anda. Kami siap menyediakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda, serta memberikan bantuan teknis dan konsultasi yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan proyek Anda. 💫

JS

DAFTAR ISTILAH Struktur dan Konstruksi Bangunan

DAFTAR ISTILAH
Abutment – bagian bawah tumpuan struktur jembatan

Agregat campuran – bahan batu-batuan yang netral (tidak bereaksi) dan
merupakan bentuk sebagian besar beton (misalnya: pasir, kerikil, batupecah, basalt)

AISC – singkatan dari American Institute of Steel Construction

AISCS – Spesifikasi-spesifikasi yang dikembangkan oleh AISC, atau singkatan dari American Institute of Steel Construction Specification

ASTM – singkatan dari American Society of Testing and Materials

Balok – elemen struktur linier horisontal yang akan melendut akibat beban transversal

Balok spandrel – balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam beberapa hal dapat juga menahan sebagian beban lantai

Batas Atterberg – besaran kadar air (%) untuk menandai kondisi konsistensi tanah yakni terdiri dari batas cair (Liquid Limit / LL), bata plastis  (Plastic Limit/ PL) maupun batas susut (shirinkage Limit).

Batas Cair – besaran kadar air tanah uji (%) dimana dilakukan ketukan sebanyak 25 kali menyebabkan alur tanah pada cawan Cassangrade berimpit 1.25 cm (1/2 inch).

Batas Plastis – besaran kadar air tanah sehingga saat dilakukan pilinan pada contoh tanah hingga ∅ 3 mm mulai terjadi retakan dan tidak putus

Beban – suatu gaya yang bekerja dari luar

Beban hidup – semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah dan/atau beban akibat air hujan pada atap

Beban mati – berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut

Beton – suatu material komposit yang terdiri dari campuran beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat, yaitu dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan pasta semen (semen +air) sebagai bahan pengikat.

Beton Bertulang – beton yang diperkuat dengan tulangan, didesain sebagai dua material berbeda yang dapat bekerja bersama untuk menahan  gaya yang bekerja padanya.

Beton Cast-in-place – beton yang dicor langsung pada posisi dimana dia ditempatkan. Disebut juga beton cast- in situ.

Beton Precast – beton yang dicor di tempat yang berbeda dengan site, biasanya di tempat yang berdekatan dengan lokasi site

Beton Prestressed – beton yang mempunyai tambahan tegangan tekan longitudinal melalui gaya tarik pada serat yang diberi pra-tegang di sepanjang elemen strukturnya.

Beton struktural – beton yang digunakan untuk menahan beban atau untuk membentuk suatu bagian integral dari suatu struktur. Fungsinya berlawanan dengan beton insulasi (insulating concrete).

Bracing – konfigurasi batang-batang kaku yang berfungsi untuk menstabilkan struktur terhadap beban lateral

ISTILAH Struktur dan Konstruksi Bangunan C-H

http://www.jayasteel.com/

ISTILAH Struktur dan Konstruksi Bangunan J-M
ISTILAH Struktur dan Konstruksi Bangunan P-S
ISTILAH Struktur dan Konstruksi Bangunan T-U 

Kombinasi Pembebanan pada Struktur

Kombinasi Pembebanan

Pada setiap sistem struktur terdapat berbagai jenis beban yang bekerja. Hal yang penting dalam menentukan beban desain adalah apakah semua beban tersebut bekerja secara simultan atau tidak. Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa beban mati selalu terdapat pada struktur, sedangkan yang selalu berubah-ubah harganya adalah besar beban hidup dan kombinasi beban hidup.

Struktur dapat dirancang untuk memikul semua beban maksimum yang bekerja secara simultan, tetapi model struktur yang demikian, akan berkekuatan sangat berlebihan untuk kombinasi beban yang secara aktual mungkin terjadi selama umur struktur. Berkenaan dengan hal ini, banyak peraturan atau rekomendasi mengenai reduksi beban desain apabila ada kombinasi beban tertentu.

Untuk beban penggunaan pada gedung bertingkat banyak, sangat tidak mungkin semua lantai secara simultan memikul beban penggunaan maksimum. Oleh sebab itu ada reduksi yang diizinkan dalam beban desain untuk merencanakan elemen struktur dengan memperhatikan efek kombinasi dan beban hidup dari banyak lantai. Kombinasi pembebanan untuk bangunan-bangunan di Indonesia ditentukan dalam SNI 03-1727- 1989-F tentang Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.

Pembebanan pada Struktur

Selengkapnya tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur


Sejarah Perkembangan Sistem Struktur

Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini. Perubahan bentuk struktur berhubungan erat dengan penggunaan material, teknologi konstruksi, pengetahuan perencana pada perilaku struktur atau analisis struktur, hingga keterampilan pekerja konstruksinya.


Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah digunakannya batu-batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid. Karena kemampuan daya dukung batu yang rendah dan kualitas yang sangat tidak menentu, yang disebabkan adanya retak-retak dalam dan rongga-rongga, maka bentang balok-balok tersebut harus sependek mungkin untuk mempertahan kerusakan akibat lentur. Oleh karenanya sistem post-and-lintel yaitu balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas untuk menahan beban-beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-bangunan menjadi relatif rendah.

Untuk stabilitas kolom harus dibuat tebal, dengan pertimbangan bahwa kolom ramping akan lebih mudah roboh dibandingkan dengan kolom tebal. Yunani, lebih tertarik dengan kolom batu dengan penampilan yang lebih halus , menggunakan tipe yang sama dengan post-and-lintel sistem pada bangunan Parthenon. Hingga awal abad 20-an, lama setelah konstruksi post-and-lintel digantikan oleh baja dan rangka beton, para arsitek melanjutkan dengan menutup fasad kuil Yunani klasik pada bagian penerima bangunan-bangunan. Tradisi klasik jaman Yunani kuno sangat mempengaruhi masa-masa setelah pemerintahan mundur.

Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur lengkung secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk bertingkat pada stadion (coliseum), terowongan air, dan jembatan .

Bentuk lengkung dari busur memungkinkan bentang bersih yang lebih panjang dari yang bisa diterapkan pada bangunan dengan konstruksi pasangan batu post-and-lintel. Stabilitas bangunan lengkung mensyaratkan:

1) seluruh penampang bekerja menahan gaya tekan akibat kombinasi beban-beban keseluruhan,

2) abutmen atau dinding akhir mempunyai kemampuan yang cukup untuk menyerap gaya diagonal yang besar pada dasar lengkungan. Orang-orang Roma mengembangkan metode pembentukan pelingkup ruang interior dengan kubah batu, seperti terlihat pada Pantheon yang ada di Roma.

Selama periode Gothic banyak bangunan-bangunan katedral megah seperti Chartres dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasanhiasan yang banyak dan berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin lebar . Ruangruang atap dengan lengkungan tiga dimensional juga ditunjukan pada konstruksi atap-atap katedral. Elemenelemen batu yang melengkung atau disebut flying buttresses, yang digunakan bersama dengan tiang-tiang penyangga dari kolom batu yang tebal atau dinding yang menyalurkan gaya dari kubah atap ke tanah . Bidang teknik pada periode ini menghasilkan pengalaman yang tinggi berdasar pada apa yang dipelajari ahli bangunan dan mengajarkan pada murid-muridnya, selanjutnya ketrampilan ini diturunkan pada generasigenerasi selanjutnya.

Meskipun katedral dan istana-istana megah didirikan selama bebarapa abad di Eropa tetapi tidak ada perubahan yang signifikan pada teknologi konstruksi, hingga diproduksinya besi tuang sebagai bahan komersial pada pertengahan abad ke-18. Bahan ini memungkinkan ahli teknik untuk mendesain bangunan dengan sederhana tetapi dengan balokbalok yang kuat, kolom-kolom dengan penampang yang lebih solid. Hal ini memungkinkan desain struktur yang ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan-bukaan yang lebih lebar. Dinding penahan yang masif digunakan untuk konstruksi batu yang tidak memerlukan bentang panjang. Pada akhirnya, baja dengan kemampuan menahan gaya tarik yang tinggi dan tekan yang besar memungkinkan konstruksi dari struktur-struktur yang tinggi hingga saat ini untuk gedung pencakar langit (skyscraper).

Pada akhir abad ke-19, Eifel, seorang ahli teknik perancis yang banyak membangun jembatan baja bentang panjang mengembangkan inovasi-nya untuk Menara Eifel, yang dikenal sebagai simbol kota Paris . Dengan adanya pengembangan kabel baja tegangan tinggi, para ahli teknik memungkinkan memba-ngun jembatan gantung dengan bentang panjang.

Penambahan tulangan baja pada beton memungkinkan para ahli untuk mengganti beton tanpa tulangan menjadi lebih kuat, dan menjadikan elemen struktur lebih liat (ductile). Beton bertulang memerlukan cetakan sesuai dengan variasi bentuk yang diinginkan. Sejak beton bertulang menjadi lebih monolit yang berarti bahwa aksi beton dan baja menjadi satu kesatuan unit, maka beton bertulang memiliki kemampuan yang lebih tidak terbatas. Pengembangan metode analisis memungkinkan perencana memprediksikan gaya-gaya dalam pada konstruksi beton bertulang, desain merupakan semi empiris dimana perhitungan didasarkan pada penelitian pada pengamatan perilaku dan pengujian-pengujian, serta dengan menggunakan prinsip-prinsip mekanika. Pada awal tahun 1920-an dengan menggunakan momen distribusi oleh Hardy Cross, para ahli menerapkan teknik yang relatif sederhana untuk menganalisis struktur. Perencana menjadi lebih terbiasa menggunakan momen distribusi untuk menganalisis rangka struktur yang tidak terbatas, dan menggunakan beton bertulang sebagai material bangunan yang berkembang pesat.

Dikenalnya teknik las pada akhir abad ke-19 memungkinkan penyambungan elemen baja dan menyederhanakan konstruksi rangka kaku baja. Selanjutnya, pengelasan menggantikan plat-plat sambung berat dan sudut-sudut yang menggunakan paku keling.

Saat ini perkembangan komputer dan penelitian-penelitian dalam ilmu bahan menghasilkan perubahan besar dari ahli-ahli teknik struktur dalam mengembangan pendukung khusus struktur. Pengenalan komputer dan pengembangan metode matriks untuk balok, pelat dan elemen bidang permukaan memungkinkan perencana menganalisis struktur yang kompleks dengan cepat dan akurat.

Klasifikasi Struktur

Selengkapnya tentang: Elemen-elemen Sistem Struktur Bangunan

Istilah-istilah dalam bidang Teknik Struktur Bangunan

Istilah-istilah dalam bidang Teknik Struktur Bangunan

http://www.jayasteel.com/2013/09/jual-wiremesh-murah-pabrik-wiremesh.html
Struktur bangunan – bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah.

Struktur Balok dan Kolom (post and beam) – sistem struktur yang terdiri dari elemen struktur horisontal (balok) diletakkan sederhana di atas dua elemen struktur vertikal (kolom) yang merupakan konstruksi dasar

Struktur Cangkang – bentuk struktural berdimensi tiga yang kaku dan tipis serta mempunyai permukaan lengkung.

Struktur Grid – salah satu analogi struktur plat yang merupakan struktur bidang, secara khas terdiri dari elemen-elemen linier kaku panjang seperti daftar istilah balok atau rangka batang, dimana batang-batang tepi atas dan bawah terletak sejajar dengan titik hubung bersifat kaku.

Struktur Funicular – sistem struktur yang berbentuk seperti tali, kurva atau kumpulan segmen elemen-elemen garis lurus yang membentuk lengkung

Struktur Membran – konfigurasi struktur yang terbentuk dari lembaran tipis dan fleksibel.

Struktur Plat – struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya relatif kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainya.

Struktur Rangka Batang – susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya.

Struktur Rangka Kaku (rigid frame) – struktur yang terdiri atas elemenelemen linier, umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints (titik hubung) yang dapat mencegah rotasi relatif di antara elemen struktur yang dihubungkannya.

Struktur Tenda – bentuk lain dari konfigurasi struktur membran, dapat berbentuk sederhana maupun kompleks dengan menggunakan membranmembran.

Struktur Vierendeel – struktur rangka kaku yang digunakan secara horisontal. Struktur ini tampak seperti rangka batang yang batang diagonalnya dihilangkan. Perlu diingat bahwa struktur ini adalah rangka, bukan rangka batang. Jadi titik hubungnya kaku.

Sub-structure – struktur bagian bawah. Pada struktur jembatan merupakan bagian yang mendukung bentang horisontal

Super-structure – struktur bagian atas. Pada struktur jembatan, merupakan bagian struktur yang terdiri dari bentang horisontal.

Sway Frame – suatu rangka yang mempunyai respon terhadap gaya horisontal dalam bidang tidak cukup kaku untuk menghindari terjadinya tambahan gaya internal dan momen dari pergeseran horisontal, sehingga memungkinkan terjadinya goyangan (sway)

Tegangan – intensitas gaya per satuan luas

Tegangan tumpu (bearing stress) – tegangan yang timbul pada bidang kontak antara dua elemen struktur, apabila gaya-gaya disalurkan dari satu elemen ke elemen yang lain. Tegangan-tegangan yang terjadi mempunyai arah tegak lurus permukaan elemen.

Tegangan utama (principle stresses) – interaksi antara tegangan lentur dan tegangan geser dapat merupakan tegangan normal tekan atau tarik, yang disebut sebagai tegangan utama.

Tinggi efektif penampang (d) – jarak yang diukur dari serat tekan terluar hingga titik berat tulangan tarik

Titik hubung (joint) – titik pertemuan batang-batang elemen struktur, dimana titik ini merupakan pertemuan gaya-gaya yang terjadi pada elemen struktur tersebut

Tendon – elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari elemen-elemen tersebut, yang digunakan untuk memberi gaya prategang pada beton

Torsi – puntiran yang timbul pada elemen struktur apabila padanya diberikan momen puntir langsung atau secara tak langsung. Tegangan tarik maupun tekan akan terjadi pada elemen yang mengalami torsi.

Triangulasi – konfigurasi struktur segitiga yang bersifat stabil, tidak bisa berubah bentuk atau runtuh…..

.… Selengkapnya - Istilah-istilah dalam bidang Teknik Struktur Bangunan

Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor

Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor

http://www.jayasteel.com/2013/09/jual-wiremesh-murah-pabrik-wiremesh.html Kegiatan jual beli di pasar atau di toko sudah sering kamu temui. Dengan adanya kegiatan jual beli, masyarakat bisa memenuhi berbagai kebutuhan yang tidak bisa ia hasilkan sendiri. Kegiatan jual beli tidak hanya dilakukan oleh antarindividu dalam suatu wilayah. Sejak berabad-abad lalu, negara-negara di dunia telah merasakan manfaat dari kegiatan ekspor impor.
.

1. Manfaat Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor:

a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.
Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.

c. Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
.
2. Manfaat Kegiatan Impor
Coba kamu perhatikan barang-barang yang ada di rumahmu. Apakah kamu menemukan tulisan made in Japan, made in USA, atau made in China?
Tulisan itu menunjukkan asal negara pembuatnya. Tanpa kamu sadari, di sekitarmu banyak beredar barang-barang hasil impor. Untuk lebih jelasnya, berikut ini manfaat kegiatan impor:

a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda…….
[......Selengkapnya - Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor]

Pelatihan Internal Audit I (Definisi, Tujuan, Jenis, Istilah)

http://www.jayasteel.com/2013/09/jual-wiremesh-murah-pabrik-wiremesh.html Pelatihan Internal Audit I (Definisi, Tujuan, Jenis, Istilah)

AUDIT (definisi)
Pengujian sistimatis, mandiri dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit dipenuhi
.
Tujuan Quality Audit
  • Untuk menentukan apakah quality sistem telah sesuai dengan standard mutu ISO 9001:2008
  • Untuk memverifikasi apakah quality sistem telah dilaksanakan oleh semua lapisan organisasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
  • Untuk mengevaluasi keefektifan dari quality sistem dalam rangka memenuhi persyaratan mutu dan pencapaian target managemen.
  • Untuk mengidentifikasi nonconformity dan conformity terhadap persyaratan quality sistem
  • Untuk mengidentifikasi Improvement dan perbaikan yang diperlukan.

Jenis-Jenis Audit berdasarkan auditornya
Internal Audit (first party)
Audit yang dilaksanakan oleh  perusahaan sendiri. Tujuannya a.l : Menjaga keefektifan sistem manajemen mutu yang ada.

External Audit (second party)
Audit yang dilakukan perusahaan terhadap vendor. Tujuannya a.l Melihat sistem mutu vendor untuk memastikan kemampuan vendor dalam mengirim produk yang baik dan konsisten baik.

Extrinsic Audit (third party)
Audit yang dilaksanakan oleh suatu badan yang independent (third party), e.g : KEMA, SGS, TUV, BVQI, Lloyd R. dll. Tujuannya a.l Memeriksa kesesuaian sistem mutu yang dipunyai oleh perusahaan  terhadap  standard  mutu ISO 9001:2008

Definisi / Istilah (ISO 19011:2005)
Auditor: Seseorang yang mempunyai kompetensi unuk melakukan Audit.
Lead Auditor: Auditor yang mengatur kegiatan Quality Audit.
Auditee: seseorang atau organisasi yang diaudit.
Nonconformity: Ketidaksesuaian terhadap suatu persyaratan Quality system atau standard lain yang menjadi referensi.
Improvement Opportunity / Observation: Bukan Nonconformity tapi bila tetap dilakukan kurang efektif dalam mencapai tujuan

Refreshing persyaratan ISO 9001:2008

Refreshing persyaratan ISO 9001:2008

http://www.jayasteel.com/2012/11/harga-besi-beton-per-kg.html ISO 9001:2008
1.     Ruang Lingkup
2.     Referensi Normatif
3.     Istilah dan Definisi
4.     Sistem Manajemen Mutu
5.     Tanggung Jawab Manajemen
6.    Manajemen Sumber Daya
7.    Realisasi Produk
8.    Pengukuran, Analisis dan Peningkatan

Refreshing persyaratan ISO 9001:2008
4.1     Sistem manajemen mutu, identifikasi proses termasuk proses yang disubkan
4.2.1     Persyaratan dokumen yang diminta oleh ISO
Bentuk dokumen tergantung besar kecil perusahaan, tergantung kompetensi personal
4.2.2.     Pedoman mutu, prosedur dan interaksi antar proses
4.2.3     Pengendalian dokumen
4.2.4     Pengendalian record
5.1     Komitment Manajemen
5.2     Fokus kepada pelanggan
5.3     Kebijakan mutu
5.4.1     Sasaran mutu
5.4.2     Aktifity plan untuk mencapai sasaran
Aktifity plan ketika terjadi perubahan yang bisa mempengaruhi efektifitas sistem manajemen mutu
5.5.     Tanggung jawab wewenang dan komunikasi
5.6.     Manajemen Review
6.1     Penyediaan sumber daya
6.2.     Sumber daya manusia, standard kompetensi, evaluasi efektifitas training
6.3.     Infrastruktur
6.4.     Lingkungan kerja yang diperlukan untuk menjamin kualitas produk
7.1.     Perencanaan untuk realisasi produk
7.2.     Contract review –> Identifikasi persyaratan customer dan regulasi (7.2.1), review kemampuan (7.2.2), komunikasi dengan pelanggan (7.2.3)
7.3.     Design produk –> design input, design review, design verifikasi, design validasi
7.4     Pembelian –> informasi pembelian jelas, verifikasi data pembelian, seleksi supplier, pemeriksaan barang masuk
7.5.     Proses produksi –> proses produksi (7.5.1), validasi special proses (7.5.2), identifikasi dan mampu telusur (7.5.3), pengendalian produk milik pelanggan (7.5.4), pemeliharaan produk (7.5.5)
7.6.     Kalibrasi
8.1.     Melakukan review termasuk penggunaan teknik statistik
8.2.     Pemantauan –> kepuasan pelanggan (8.2.1), sistem melalui internal audit (8.2.2), proses (8.2.3), produk (8.2.4)
8.3     Pengendalian produk tidak sesuai
8.4.     Analisa data
8.5.     Peningkatan (8.5.1), Corrective action (8.5.2)  dan preventive action (8.5.3)
--